Konservasi Arsitektur Asia
Studi Kasus Stadthuys Malaka
1. Sejarah
Stadthuys ("dewan bandaraya" dalam bahasa Belanda) ialah sebuah binaan bersejarah terletak bersebelahan dengan Gereja Christ di Jalan Laksamana, Melaka, Malaysia. Terletak di Jalan Gereja Malaka, Stadthuys yang dulunya dibangun untuk kepentingan pemerintahan Belanda sekarang disulap menjadi landmark dan monumen bersejarah. Stadthuys juga dikenal dengan nama Red Square karena eksterior gedungnya yang berwarna merah.
Bangunan ini dibina pada tahun 1650 sebagai penempatan rasmi Gabenor Belanda dan Timbalan Gabenor, di mana struktur bangunan ini melambangkan seni rekabentuk Belanda yang halus. The Stadthuys itu terletak dalam tembok Melaka kubu dan terletak bertentangan dengan pintu masuk utara ke bandar berkubu, di seberang sungai. Kubu itu sendiri meliputi kawasan yang besar sekitar bukit St. Paul, yang menempatkan pejabat-pejabat dan gudang bagi VOC dan semua kemudahan yang diperlukan oleh koloninya. Dinding kubu tidak lagi wujud pada hari ini terima kasih kepada kebodohan dan vandalisme British yang berniat jahat mengarahkan kemusnahan manakala melindungi harta benda Belanda di Asia dari Perancis, semasa Perang Napoleon.
The Stadthuys adalah sebuah kompleks besar-besaran. Dalaman bangunan ini mempunyai dua tingkat dan ia adalah 30 meter lebar. Selain menjadi rumah gabenor, Stadthuys juga termasuk Pejabat Setiausaha-kanak, bilik sembahyang, ruang makan, sebuah rumah tetamu, rumah hamba, rumah Ketua Merchant, penjara, pejabat perdagangan, gudang, halaman dan bakeri yang terpisah atau dipisahkan.
Bilik rekod yang luas di Stadthuys adalah sangat sesuai untuk pemeliharaan dokumen rasmi, walaupun iklim tropika sering menjadi punca kemerosotan yang pantas kepada kertas. Dengan meter besar dinding tebal, siling yang tinggi dan jubin lantai yang besar, ia menyediakan suasana dalaman yang sejuk dan nampaknya mempunyai kesan yang kering-bilik bawah tanah.
Dengan terletaknya di Dataran Belanda, Stadthuys muncul megah dan mengagumkan dengan tingkap-tingkap besar, dengan pintu dan tangga. Di bahagian luar, terdapat langkan batu yang membawa kepada dwi tangga seterusnya ke balkoni kecil yang juga boleh diakses melalui pintu di tingkat pertama. Semasa pemerintahan Belanda di Melaka, Stadthuys, seperti semua bangunan pentadbiran Belanda yang lain di Asia Tenggara, ianya juga dicat putih. Melalui perjanjian Inggeris-Belanda pada tahun 1824, Melaka telah diserahkan oleh Belanda dan bandar tersebut menjadi tanah jajahan British. Pada tahun 1911, British mengecat bangunan Stadthuys dan Gereja Christ dengan warna merah salmon. Sebab-sebab sebenar mengapa bangunan ini telah dicat merah oleh British kini hilang ditelan zaman tetapi legenda dan teori-teori berkaitannya masih banyak.
Bangunan ini juga mempunyai catatan sejarahnya dalam bidang pendidikan, yang mana pada abad ke-19 ketika pemerintahan Inggeris, sebuah sekolah yang dikendalikan oleh golongan paderi dikenali sebagai Malacca Free School dibina di perkarangan Bangunan Stadthuys. Ketika itu pendidikan sekolah diberikan percuma oleh Inggeris. Bagaimanapun kebanyakan pelajar di sekolah itu terdiri daripada anak-anak golongan Cina yang miskin.
Bangunan itu kini menempatkan Muzium Sejarah dan Etnografi, Galeri Laksamana Cheng Ho, Muzium Sastera, Muzium Pemerintahan Demokrasi, dan Muzium Yang Di-Pertua Negeri. Paparan harian muzium ini ialah pakaian pengantin tradisional dan artifak dari zaman kegemilangan Melaka. Kota Malaka sebelumnya merupakan daerah penjajahan Portugis, Belanda dan Inggris. Stadthuys terletak disekitar alun-alun pusat Sejarah Malaka. Dikenal dengan alun-alun merah, karena seluruh bangunan disana dicat dengan warna merah sebagai kebijakan pemerintah untuk membedakan bangunan konservasi dengan bangunan lainnya. Disana terdapat sebuah perahu peninggalan arsitektur kolonial Belanda di Timur Jauh.
2. Arsitektur Bangunan Stadthuys
Bangunan Stadthuys dahulu digunakan sebagai rumah gubernur Belanda, dibangun antara tahun 1641 dan 1660, dan baru-baru ini diperbaiki dan disesuaikan kepada bentuk dan keagungan pada zamannya. Gedung ini adalah salah satu bangunan tua zaman kolonial Belanda di Asia Tenggara. Bangunan Stadthuys mempunyai dinding bata yang kuat dan dibangun dengan dasar bentuk benteng pertahanan Portugis. Di salah satu ruangan masih terdapat plafon kayu yang masih utuh sesuai aslinya. Bangunan Stadthuys masih terlihat kokoh dan terawat untuk bangunan yang telah tua. Beberapa bagian kerusakan pada bangunan Stadthuys antara lain :
- Retak-retak dinding
- Dinding terlihat lembab
- Dinding berjamur akibat lembab/air hujan
3. Preservasi dan Konservasi Bangunan Stadthuys
Tingkat intervensi pada bangunan Stadthuys berupa preservasi, yaitu upaya mengembalikan kondisi bangunan sesuai asalnya, intervensi dilakukan hanya pada permukaan kulit bangunan saja untuk kenyamanan dan keamanan. dan konservasi, yaitu upaya memelihara suatu tempat agar maknanya tetap terjaga. Istilah ‘tempat’ dapat berarti lingkungan dan bangunan bersejarah maupun lingkungan alam, sedangkan ‘makna’ berarti nilai arsitektural, sejarah maupun budaya. Melakukan konservasi juga dapat berarti pendaur-ulangan melalui apa yang disebut sebagai adaptive re-use
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6958359/ESKURSI_PRESERVASI_KONSERVASI_RENOVAS
I_PADA_PEMELIHARAAN_BANGUNAN_DI_SINGAPURA_DAN_MALAYSIA http://hadgsadafffhgrth.blogspot.com/2017/11/wisata-malaysia.html https://ms.wikipedia.org/wiki/Bangunan_Stadthuys